Selasa, 23 Juni 2009

Anak Muda Juga Bisa Terkena Hipertensi

Pendahuluan

Di zaman sekarang ini banyak sekali orang yang menderita penyakit. Dari penyakit yang biasa-biasa saja seperti batuk, pilek, dsb sampai penyakit yang menghebohkan dunia, seperti penyakit HIV/AIDS, flu burung, flu babi dsb. Teknologi sekarang ini dapat dikatakan semakin maju, tapi beragam penyakit juga semakin berkembang. Berbeda halnya dengan dahulu. Walaupun teknloginya tradisional, namun masyarakat tetap menjaga kesehatannya, salah satunya dengan mengkonsumsi makanan organik, yang bebas dari penambahan bahan kimia. Teknologi tak hanya memberikan dampak yang positif bagi masyarakat, juga berdampak negatif pula. Ada beberapa orang yang menyalahi penerapan teknologi tersebut. Mereka menggunakan teknologi untuk membuat suatu hal yang merugikan masyarakat. Salah satunya adalah banyak sekali orang yang membuat virus sendiri. Dari awalnya virus itu tak menjangkiti manusia, tapi setelah dilakukan eksperimen virus itu kini menjangkiti manusia. Contoh flu burung dan flu babi. Selain membuat virus sendiri, juga banyak oknum-oknum yang memalsukan makanan serta menambahkan bahan kimia ke dalamnya. Banyak makanan yang mengandung bahan kimia, yang jelas-jelas bahan kimia tersebut bila dikonsumsi berlebih akan merugikan bagi kesehatan. Sebenarnya walaupun bahan kimia tersebut sedikit, pasti ada efek sampingnya, walaupun tak dirasakan secara langsung. Dan hal tersebut akan menimbulkan penyakit bagi yang memakannya. Salah satu penyakit yang ditimbulakan akibat makanan yang tidak sehat adalah darah tinggi.

Apakah Anak Muda Bisa Terkena Darah Tinggi (Hipertensi)?


Darah tinggi merupakan penyakit yang salah satu faktor penyebabnya adalah gaya hidup. Orang-orang yang tak memperhatikan apa yang diamakannya kemungkinan besar mempunyai potensi terkena darah tinggi. Dan bukan menjadi sesuatu yang aneh lagi, di zaman sekarang ini tak hanya orang tua saja yang terkena darah tinggi, bahkan anak muda pun banyak yang terkena penyakit ini. Biasanya darah tinggi itu identik diidap oleh orang yang berusia 40 tahun keatas. Namun, sekarang kenyataannya berbeda. Anak muda pun banyak yang mengidap penyakit ini. Biasanya sewaktu kecil mereka banyak mengkonsumsi jajanan yang mengandung kadar garam tinggi, misalnya jenis-jenis makanan ringan. Dan mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya.

Menurut Health Survei for England 2002 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Inggris, persentase penderita hipertensi pada usia 16-24 tahun memang masih kecil yaitu antara 10-20 persen. Persentase hipertensi tinggi pada usia di atas 75 tahun yaitu antara 70-80 persen. Namun semakin bertambah usia, persentase penyakit hipertensi cenderung mengalami peningkatan.

Walaupun persentase anak muda yang menderita darah tinggi masih kecil, namun kita harus tetap waspada terhadap penyakit ini. Sebab penyakit darah tinggi ini disebut "The silent disease", karena hipertensi tidak memiliki keluhan dan tanda khas. Banyak orang yang mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan dirinya ke dokter. Menurut penelitian, diperkirakan satu dari empat orang penderita hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya tinggi.

Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang. Sebanyak 10-30 persen di antara populasi orang dewasa pada hampir semua negara terkena hipertensi. Dari jumlah tersebut 50-60 persen penduduk saat ini, dapat dikategorikan sebagai mayoritas utama yang status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat mengontrol tekanan darahnya.

Pengertian Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Klasifikasi Tekanan Darah
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg



Antara 120/80 sampai 140/90 digolongkan sebagai "normal atas", maksudnya belum perlu obat, tapi harus waspada terhadap garam. Tekanan darah sendiri berfluktuasi sesuai irama mesin tubuh. Makanan dan hormon tubuh menentukan naik turunnya tekanan darah dari waktu ke waktu. Sehabis makan sate kambing, minum teh, saraf simpati tubuh bisa memicu naiknya tekanan darah, meski cuma sesaat.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.

Ada juga penyakit darah tinggi yang datang dari bakat yang dia miliki. Senang asin atau tidak, jika seseorang punya bakat hipertensi, niscaya terserang juga. Sebagian besar penderita hipertensi turunan ini harus rajin minum obat seumur hidup. Hipertensi juga dapat menjadi tanda ketidakberesan organ tubuh (ginjal, anak ginjal, atau kelenjar gondok). Begitu organ yang sakit diobati, darah tingginya sembuh sendiri.

Vonis hipertensi tak cukup didasarkan fakta sekali ukur di tensimeter. Perlu diulang sedikitnya tiga kali pengukuran untuk memastikan tekanan darahnya tidak palsu. Soalnya, banyak hal bisa bikin tekanan darah melambung. Selain itu, jangan ikut-ikutan salah kaprah dengan buru-buru menenggak obat pas tekanan darah naik. Sebaiknya, tunda minum obat, walau dokter sudah tergopoh-gopoh menulis resep. Yang terpenting pastikan pengukuran tersebut akurat, lalu bias dilanjutkan dengan tindak pengobatan.

Penyebab Darah Tinggi


Hipertensi sebagai penyakit paling dominan menyerang manusia di masa mendatang sudah mulai terdeteksi. Banyak faktor yang bisa mengarah kepada munculnya hiptertensi, diantaranya kurang kontrol kesehatan dan pengaruh lingkungan. Faktor dominan yang paling masuk akal saat ini adalah kegemukan. Kegemukan dan banyak makan yang gurih-gurih merupakan yang paling sering menjadi penyebab darah tinggi. Waspadai asupan garam berlebih karena garam merupakan sumber sodium yang utama dan faktor utama penyebab meningkatnya tekanan darah atau hipertensi yang dapat berkembang menjadi penyakit-penyakit kardiovaskuler.

Tubuh kita sebenarnya cuma butuh kurang dari 5 g garam dapur per hari. Namun, menu orang kota rata-rata berisi lebih dari 15 g garam. Kelebihan garam pada orang yang tubuhnya peka garam akan memaksa jantung memompa darah lebih deras dari biasanya. Jika tensimeter menunjuk batas 140/90, biasanya dokter langsung memvonis orang menderita hipertensi (bukan asal di atas 120/80, seperti dikira banyak orang).

Hipertensi terjadi jika ada peningkatan volume darah dan penyemputan pembuluh darah yang memaksa kerja jantung untuk memompa darah dan nutrisi. Garam menyebabkan tubuh menahan air dengan tingkat melebihi ambang batas normal tubuh sehingga dapat meningkatkan volume darah dan tekanan darah tinggi.

Dengan begitu garam menjadi cikal bakal penyakit yang menyebabkan kematian nomor satu di dunia yakni jantung. Secara global , menurut data Yayasan Jantung Indonesia, tujuh juta jiwa meninggal setiap tahunnya akibat tekanan darah tinggi. Angka kematian ini bisa dicegah dengan merubah pola makan misalnya mengurangi asupan sodium. Meskipun sodium terkandung dalam garam namun 80% kandungan sodium terdapat pada makanan yang diproses atau makanan kemasan.

Menurut pakar ahli penyakit dalam, mengurangi konsumsi garam menjadi 6 gr per hari dapat menurunkan resiko stroke hingga 24%. Di banyak negara, asupan garam per hari adalah sekitar 12 gram. Asupan tersebut adalah lebih dari dua kali jumlah yang dianggap perlu oleh World Health Organisation (WHO). Menurut data dari Indonesian Society of Hypertension asupan garam harian mencapai 15 gr hingga dua kali liat yang direkomendasikan WHO yaitu 5 sampai 6 gr per hari. Ada tiga tahap diet rendah garam yakni terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari).

Selain pada garam sumber sodium yang perlu diwaspadai berasal dari penyedap masakan (MSG). Budaya masyarakat Indonesia dalam menggunakan MSG di setiap masakan sangat megkhawatirkan. Belum lagi jajanan bebas seperti bakso, soto, mie instant atau makanan kemasan. Tanpa disadari, asupan garam per hari sangat tinggi yang dapat memicu tekanan darah semakin meningkat.

Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor resiko utama yang menyebabkan pengerasan dan penyumbatan arteri. Penderita hipertensi memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali lipat dibandingkan orang yang tanpa hipertensi dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien stroke ternyata menderita hipertensi sebelum terkena stroke. Gaya hidup serba-instan masyarakat perkotaan memicu timbulnya berbagai penyakit. Salah satunya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sayangnya, banyak orang yang menganggap sepele penyakit ini. Padahal hipertensi yang diabaikan akan memicu munculnya berbagai penyakit lain. Selain itu merupakan penyakit pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit kanker.

Klasifikasi Penyakit Darah Tinggi

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 tipe klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primer dan Hipertensi Sekunder :
1. Hipertensi Primer adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Hipertensi jenis ini terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

2. Hipertensi Sekunder adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
a. Penyakit Ginjal
o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
b. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
c. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
d. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.

Gejala-gejala Hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
• sakit kepala
• kelelahan
• mual
• muntah
• sesak nafas
• gelisah
• pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Cara-cara pencegahan dan pengobatan darah tinggi usia muda

Memang benar darah tinggi kebanyakan diidap oleh orang yang sudah berusia lanjut, namun anak muda pun bias terkena. Dan Penderita darah tinggi di usia muda jauh lebih berbahaya ketimbang penderita di usia lanjut, karena bias menimbulakan penyakit-penyakit lainnya. Di masa muda masih banyak sekali aktivitas yang harus dikerjakan. Sangat rugi sekali jika penyakit menghambat aktivitas kita. Oleh karena itu pencegahan mesti dilakukan sejak masih anak-anak. Diantaranya yang paling berpengaruh adalah pengawasan orang tua. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu:
1. Awasi makanan si kecil. Hindari jajanan-jajanan yang mengandung kadar garam tinggi, misalnya snack dan makanan ringan lainnya.
2. Ajari anak untuk mengkonsumsi buah. Karena di dalam buah terdapat banyak sekali vitamin yang dapat menyehatkan tubuh.
3. Ajari si kecil untuk terbiasa berolahraga. Karena dengan olah raga dapat membuang kelebihan garam dalam cairan tubuh lewat keringat.
4. Larang anak anda untuk mengkonsumsi makanan terlalu banyak. Beritahu agar makan itu harus secukupnya.
5. Larang anak anda untuk tidak merokok, meminum minuman beralkohol, dsb. Beritahu bahaya barang-barang tersebut.
6. Ajarkan anak anda untuk beristirahat dengan cukup.
7. Hibur hati anak anda agar tidak terlalu stress, seperti mengajaknya jalan-jalan atau dengan melakukan beberapa permainan yang lainnya

Dengan memberikan arahan dan tuntunan kepada anak-anak, mudah-mudahan kebiasaan sewaktu kecil dapat terbawa sampai dia besar nanti. Tetapi bila darah tinggi sudah menyerang, maka cara-cara diatas dapat tetap dapat dilakukan sebagai tindak pengobatan, dan dapat ditambah hal-hal berikut:
1. Kontrol dengan teratur kesehatan anda ke dokter dan berkonsultasilah cara-cara pengobatannya
2. Konsumsi obat darah tinggi secara teratur
3. Konsumsi makanan-makanan yang dapat mengurangi tekanan darah, seperti:
o Murbei
o Daun cincau hijau
o Seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr perhari, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis)
o Bawang putih (tidak boleh lebih dari 3-5 siung sehari)
o Daun misai kucing

Kesimpulan

Darah tinggi tak hanya menyerang orang yang berusia lanjut saja, tetapi dapat menyerang anak muda. Penyebab uatam darah tinggi pada usia muda adalah karena pola konsumsinya sewaktu kecil tidak diperhatikan, yaitu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar garam tinggi dan jarang makan makanan yang bergizi, seperti sayur dan buah. Hati-hati penyakit darah tinggi di usia muda, karena dapat merangsang timbulanya penyakit yang lain, seperti stroke, jantung dan ginjal. Sayang bila usia muda dihabiskan dengan menderita penyakit. Mulai melakukan gaya hidup sehat adalah salah satu cara pengobatan darah tinggi, selain mengkonsumsi obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar